MINNY

Minggu, 12 Desember 2010

miscommunication

Miscommunication sering diartikan salah pengertian. Komunikasi, kata ini adalah kunci dalam banyak hal yang melibatkan hubungan antar manusia. Keberhasilan menyampaikan pesan pada orang lain, persis seperti apa yang kita maksudkan, bisa disebut sebagai keberhasilan dalam sebuah hubungan. Sebaliknya, kegagalan komunikasi (miscommunications) bisa jadi bencana bagi para pelaku komunikasi.

Miscommunication. Memang seringkali terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Pentingnya bersikap tenang dalam menghadapi suatu permasalahan memang berperan penting dalam pengambilan langkah selanjutnya yang dianggap tepat.

Miscommunication adalah tantangan terbesar di banyak tempat kerja. Untuk menghindarinya, cobalah beri kesempatan kepada otak untuk mengolah informasi dan memikirkannya sejenak, buatlah point-point yang ingin disampaikan sesingkat dan setepat mungkin. Dengan cara ini, pendengar akan mengerti dan mengingat pesan kita.

Komunikasi merupakan sarana yang paling vital bagi setiap manusia untuk mengerti dirinya sendiri, mengerti orang lain dan memahami lingkungannya. Mengetahui tempat dan cara kehadirannya di masyarakat serta hubungan dengan sesama yang ada di sekitarnya. Semua itu dapat dipahami dengan adanya “Jalur Komunikasi” yang terjalin baik. Komunikasi tidak saja dikenal dalam bidang kehumasan (public relations) ataupun dalam dunia pers, melainkan mempunyai cakrawala pemahaman yang sangat luas. Hampir di setiap aspek kehidupan manusia terjalin proses komunikasi yang disadari maupun tidak disadari. Dalam bidang perdagangan komunikasi berperan aktif, juga dalam bidang pendidikan hingga pembangunan. Komunikasi sangat menentukan maju mundurnya nilai-nilai pendidikan, nilai pembangunan yang menyangkut nilai moral serta nilai materialnya.
Sering perencanaan yang baik, gagal dalam pelaksanaannya. Hal ini hanya disebabkan oleh karena komunikasi yang tidak lancar sehingga baik pihak perencana maupun pihak pelaksana itu tidak mengerti satu sama lain. Di sisi lain, sering terlontar berbagai asumsi dan praduga yang negatif dalam interaksi masyarakat sehingga mengakibatkan masyarakat akan berusaha mempertahankan identitas masing-masing, termasuk mempertahankan harga diri, integritas dan menjaga pengaruh wibawa masing-masing. Dengan kominikasi, situasi pemikiran dan keadaan yang kaku itu dapat dijernikan,
diupayakan pemahaman, pengertian yang sama.
Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran/perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komuniken). Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari benaknya. Komunikator yang baik adalah orang yang selalu memperhatikan umpan balik sehingga ia dapat segera mengubah gaya komunikasinya di kala ia mengetahui bahwa
umpan balik dari komuniken bersifat negatif.
Di dalam proses komunikasi ada tiga unsur yang sangat berperan aktif. Pertama, komunikator yang berdiri dan memainkan model/ media komunikasi verbal maupun non-verbal. Kedua, komuniken (pribadi atau kelompok) adalah pihak yang menerima hubungan dari komunikator. Ketiga, pesan yaitu unsur terpenting dan inti dalam interaksi antara komunikator dengan komuniken. Untuk mencapai keberhasilan komunikasi pesan disampaikan sedemikian rupa, kadangkala dengan menciptakan stimulan (rangsangan) sehingga komunikan merasakan respect terhadap pesan.
Pesan itu diusahakan dengan memakai bahasa, simbol atau lambang yang sudah dipahami oleh komuniken maupun komunikator itu sendiri, sehingga salah pengertian (miscommunication) dapat dihindari. Selain soal bahasa yang dipergunakan, pesan itu seharusnya “membangkitkan kebutuhan atau keuntungan pihak komuniken”. Karena itu komunikator harus mampu melihat kebutuhan sesamanya di samping kebutuhannya sendiri.
Begitu juga dalam hal pendidikan, dalam bidang pendidikan diusahakan agar komunikasi berjalan dengan baik agar pencapaian nilai dan tujuan serta interaksi yang ada di dalamnya sehingga implimentasi pendidikan berjalan baik. Ditinjau dari prosesnya, pendidikan merupakan komunikasi dalam arti kata bahwa dalam proses tersebut terlibat dua komponen yang terdiri atas manusia, yakni
pengajar sebagai komunikator dan pelajar sebagai komuniken.
Perbedaan antara komunikasi dengan pendidikan terletak pada tujuannya dan efek yang diharapkan. Ditinjau dari efek yang diharapkan itu, tujuan komunikasi sifatnya umum, sedangkan tujuan pendidikan sifatnya khusus. Kekhususan inilah yang dalam proses komunikasi melahirkan istilah-istilah khusus seperti penerangan, propaganda, agitasi, dan pendidikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar