MINNY

Senin, 29 November 2010

Komunikasi organisasional

Beberapa Defini tentang Komnukasi:

CHESTER I BERNARD:

Komunikasi adalah Suatu alat dimana orang-orang yang bersangkutan saling berhubungan satu sama lain dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan umum.

KOONTZ O’DONNELL:

Komunikasi adalah Suatu pemindahan informasi dari satu orang ke orang lain.

SECARA UMUM:

Komunikasi adalah Usaha mendorong orang lain menginterprestasikan pendapat seperti apa yang dikehendaki oleh orang yang mempinyai pendapat tersebut.

TIGA UNSUR KOMUNIKASI:

a. Pengirim berita (Komunikator/Sender)

b. Penerima berita (Komunikan/Receiver)

c. Berita atau Informasi

SYARAT KOMUNIKASI:

Jelas, Tepat, Sasaran Sesuai

I) MACAM-MACAM KOMUNIKASI

a. One Way Traffic: Komunikasi satu arah yang artinya komunikasi ini terjadi jika seseorang yang mengirim berita tidak bermaksud menerima umpan balik (respon) dari orang yang menerima secara langsung. Contoh: Perintah atasan ke bawahan.

b. Two Way Traffic: Komunikasi yang terjadi antara seseorang dengan orang lain dimana kedua belah pihak sama-sama aktif dalam memberikan tanggapan, komunikator dan komunikan sama-sama aktif merespon, berinteraksi dan bereaksi. Contoh: Hubungan antara sesama teman atau karyawan dalam tingkatan struktur yang sama.

Menurut J.E. WALTERS kita dapat mencari jumlah arus tata hubungan yang terjadi kalau penambahan orang terus terjadi. Contoh:


II) CARA-CARA KOMUNIKASI

a. Komunikasi Langsung:

Komunikasi yang dilakukan dalam penyampaian berita, laporan maupun perintah antara si pengirim berita (komunikator) kepada sipenerima berita (komunikan) dilakukan secara langsung, respon atau umpan balik diterima pada saat itu juga.

b. Komukasi Tidak Langsung:

Penyampaian berita tidak dilakukan secara langsung hanya melalui orang lain ataupun secara tertulis, sehungga umpan balik menjadi tertunda.

c. Komunikasi Formal: Komunikasi yang dilakukan antara sesama anggota organisasi disesuaikan dengan urutan atau tingkatan dalam struktur organisasi. Kalau disampaikan dari atasan ke bawahan biasanya dalam bentuk perintah dan apabila dari bawahan ke atasan bisanya berbentuk laporan.

d. Komunikasi Informal:

Aliran komunikasi yang terjadi antara sesama karyawan dalam suatu organisasi disebut dengan “the grapevine” biasanya disebarkan melalui desas-desus atau kabar angin dari mulut ke mulut.


SALURAN KOMUNIKASI FORMAL:

a. Aliran Vertkal

Aliran ini mencakup seluruh transasksi yang meliputi aliran informasi ke bawah maupun ke atas yang terjadi antara atasan dan bawahan dalam suatu organisasi.

Aliran Komunikasi Vertikal ke bawah dapat berbentuk:

§ Rantai perintah

§ Desas-desus

§ Serikat pekerja

§ Plakat dan papan nama

§ Majalah perusahaan

Gerakan informasi ke atas melalui tingkatan-tingkatan hirarki organisasional paling sering berbentuk umpan balik pelaksanaan kerja dan secara mendasar dihubungkan dengan fungsi pengawasan. Secara lebih rinci Aliran komunikasi vertikal ke atas dapat berbentuk:

§ Kontak tatap muka

§ Pertemuan kelompok

§ Daftar pertanyaan kerja

§ Surat usulan

§ Pemberian saran

b. Aliran Horisontal (Lateral)

Komunikasi ini mencakup seluruh penyampaian informasi yang mengalir secara lateral dalam suatu organisasi yaitu komunikasi antara bagian kelompok kerja yang sama tingkatan atau kelompok yang mempunyai kedudukan status yang sederajat.

c. Aliran Diagonal

Aliran ini mencakup seluruh transmisi antara aliran vertikal dan horisontal contohnya adalah bagaimana terjadi interaksi antara manajer dengan para anggota staff dan unit-unit pelayanannya.

III) FASE, TUJUAN DAN HAMBATAN KOMUNIKASI

Perkembangan komunikasi terbagi dalam 2 tahap:

a. Fase Ekstensif:

Fase dimana terjadi perkembangan cepat informasi secara kuantitatif.

b. Fase Intensif

Perkembangan cepat secara kualitatif. Dalam perkembangan ini sering kali saluran komunikasi tidak dapat menampung kebutuhan informasi sehingga akan mengakibatkan :

§ Pemimpin menghadapi beban kelebihan informasi

§ Kesulitan penyimpanan serta pengambilan informasi dari tempat penyimpanan semula

§ Gangguan dalam proses umpan balik

Tujuan Komunikasi

Menurut James. G. March dan Herbert A. Simon tujuan komunikasi digolongkan dalam:

a. Kegiatan untuk kegiatan komunikasi tidak terprogram

Contoh: Desas-desus, Kata burung, Grapevine.

b. Komunikasi memulai dan penciptaan program

c. Komunikasi pemberian data penerapan strategi

Hambatan Komunikasi

Bentuk-bentuk hambatan komunikasi diklasifikasikan menjadi 4 macam, hambatan tersebut adalah:

a. Hambatan dalam diri pribadi

Faktor-faktor hambatan dalam diri pribadi:

a. Persepsi Selektif)

b. Perbedaan dalam individu & ketrampilan komunikasi).

b. Hambatan antar pribadi

Faktor-faktor yang menyebabkan adalah:

a. Iklim)

b. Kepercayaan)

c. Kredibilitas)

d. Kesamaan pengirim penerima

c. Hambatan Organisasional

Faktor-faktor yang menyebabkan adalah:

a. Status)

b. Transmisi Hirarki)

Berikut adalah cara merubah transmisi hirarkis:

Penyingkatan (codensation) :

Penelitian menunjukkan bahwa para penerus berita sering atau cinderung mengubah isi berita dengan menyampaikan hanya pokok-pokok berita (tidak secara terperinci seperti yang mereka trima).

Closure:

Para penerima berita yang mendua (membingungkan) cenderung melengkapi atau menutup kekurangan informasi.

Pengharapan (expectation):

Kenyataan yang membuktikan penerus informasi sering membelokkan komunikasi kearah yang mereka inginkan.

Asosiasi:

Menghubungkan peristiwa yang satu dengan yang lain pada kejadian yang sudah-sudah.

c. Ukuran kelompok)

d. Kendala-kendala ruangan)

d. Hambatan Organisasional

Faktor-faktor yang menyebabkan adalah:

a. Bahasa dan pengertian)

b. Isyarat Non Verbal)

c. Efektifitas Saluran)

d. Kebanjiran Informasi)

Berikut adalah cara metode untuk menangani kelebihan informasi (kebanjiran informasi):

Penyaringan (Filtering) :

Setiap informasi yang masuk disaring sesuai dengan tipe informasi tertentu yang relevan dengan keadaan.

Pengantrian (Queuing):

Pemrosesan berita –berita atas prioritas-prioritas dimana berita yang berprioritas rendah akan dijadwalkan ulang.

Penetapan saluran ganda:

Yaitu penambahan saluran-saluran masukan dan keluaran seperti penambahan saluran staf khusus atau paralel bila wewenang didesentralisasikan.

Teknik Peningkatan Efektifitas Saluran Komunikasi

Teknik-teknik yang dikembangkan untuk mengimplementasikan perbaikan-perbaikan saluran komunikasi adalah sebagai berikut:

a. Penetapan saluran-saluran pribadi

b. Penetapan dewan khusus

c. Penyelenggaraan pertemuan-pertemuan tahunan karyawan

Minggu, 28 November 2010

OSIS(Organisasi Siswa Intra Sekolah)

Latar belakang berdirinya OSIS

Tujuan nasional Indonesia, seperti yang tercantum pada Pembukaan Undang-undang Dasar 1945, adalah melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Dan secara operasional diatur melalui Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Pembangunan Nasional dilaksanakan di dalam rangka pembangunan bangsa Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Pembangunan pendidikan merupakan bagian dari Pembangunan Nasional. Di dalam garis-garis besar haluan Negara ditetapkan bahwa pendidikan nasional berdasarkan Pancasila, bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang maha Esa, kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air, agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

Garis-garis Besar Haluan Negara juga menegaskan bahwa generasi muda yang di dalamnya termasuk para siswa adalah penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan nasional yang berdasarkan Pancasila dan undang-undang dasar 1945.

Mengingat tujuan pendidikan dan pembinaan generasi muda yang ditetapkan baik di dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 maupun di dalam garis-garis besar Haluan Negara amat luas lingkupnya, maka diperlukan sekolah sebagai lingkungan pendidikan yang merupakan jalur pendidikan formal yang sangat penting dan strategis bagi upaya mewujudkan tujuan tersebut, baik melalui proses belajar mengajar maupun melalui kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler.

Wawasan Wiyatamandala

Dengan memperhatikan kondisi sekolah dan masyarakat dewasa ini yang umumnya masih dalam taraf perkembangan, maka upaya pembinaan kesiswaan perlu diselenggarakan untuk menunjang perwujudan sekolah sebagai Wawasan Wiyatamandala.

Berdasarkan surat Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah nomor: 13090/CI.84 tanggal 1 Oktober 1984 perihal Wawasan Wiyatamandala sebagai sarana ketahanan sekolah, maka dalam rangka usaha meningkatkan pembinaan ketahanan sekolah bagi sekolah-sekolah di lingkungan pembinaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasra dan Menengah, Departemen pendidikan dan kebudayaan, mengeterapkan Wawasan Wiyatamandala yang merupakan konsepsi yang mengandung anggapan-anggapan sebagai berikut:

  • Sekolah merupakan wiyatamandala (lingkungan pendidikan) sehingga tidak boleh digunakan untuk tujuan-tujuan diluar bidang pendidikan.
  • Kepala sekolah mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh untuk menyelenggarakan seluruh proses pendidikan dalam lingkungan sekolahnya, yang harus berdasarkan Pancasila dan bertujuan untuk:
    1. meningkatkan ketakwaan teradap Tuhan yang maha Esa,
    2. meningkatkan kecerdasan dan keterampilan,
    3. mempertinggi budi pekerti,
    4. memperkuat kepribadian,
    5. mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air.
  • Antara guru dengan orang tua siswa harus ada saling pengertian dan kerjasama yang baik untuk mengemban tugas pendidikan.
  • Para guru, di dalam maupun di luar lingkungan sekolah, harus senantiasa menjunjung tinggi martabat dan citra guru sebagai manusia yang dapat digugu (dipercaya) dan ditiru, betapapun sulitnya keadaan yang melingkunginya.
  • Sekolah harus bertumpu pada masyarakat sekitarnya, namun harus mencegah masuknya sikap dan perbuatan yang sadar atau tidak, dapat menimbulkan pertientangan antara kita sama kita.

Untuk mengimplementasikan Wawasan Wiyatamandala perlu diciptakan suatu situasi di mana siswa dapat menikmati suasana yang harmonis dan menimbulkan kecintaan terhadap sekolahnya, sehingga proses belajar mengajar, kegiatan kokurikuler, dan ekstrakurikuler dapat berlangsung dengan mantap.

Upaya untuk mewujudkan Wawasan Wiyatamandala antara lain dengan menciptakan sekolah sebagai masyarakat belajar, pembinaan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), kegiatan kurikuler, ko-kurikuler, dan ekstra-kurikuler, serta menciptakan suatu kondisi kemampuan dan ketangguhan yakni memiliki tingkat keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan, dan kekeluargaan yang mantap.

Struktur organisasi

Pada dasarnya setiap OSIS di satu sekolah memiliki struktur organisasi yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Namun, biasanya struktur keorganisasian dalam OSIS terdiri atas:

  • Ketua Pembina (biasanya Kepala Sekolah)
  • Wakil Ketua Pembina (biasanya Wakil Kepala Sekolah)
  • Pembina (biasanya guru yang ditunjuk oleh Sekolah)
  • Ketua Umum
  • Wakil Ketua I
  • Wakil Ketua II
  • Sekretaris Umum
  • Sektetaris I
  • Sekretaris II
  • Bendahara
  • Wakil Bendahara
  • Ketua Sekretaris Bidang (sekbid) yang mengurusi setiap kegiatan siswa yang berhubungan dengan tanggung jawab bidangnya.

Dan biasanya dalam struktur kepengurusan OSIS memiliki beberapa pengurus yang bertugas khusus mengkoordinasikan masing-masing kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah.

jawaban tugas 4

Nama : Erica Mourrisa

Kelas : 2KA23

NPM : 10109251

TUGAS 4

1. Jelaskan syarat komunikasi yang baik dan berhasil

2. Apa yang sebaiknya dilakukan untuk mengatasi penyimpangan data yang efisien dan fleksibel

3. Sebutkan cara peyusunan paper/warkat yang saudara ketahui

4. Sebutkan Prinsif dalam dari Tata Kerja, Sistem Kerja dan Prosedur Kerja

Jawab:

1. Syarat-syarat komunikasi dengan baik yaitu :
• Usahakan agar kita sendiri mencapai keterangan yang lengkap
• Usahakan agar terdapat adanya kepercayaan pada kedua belah pihak.
• Usahakan untuk mencapai dasar pengalaman yang sama.
• Gunakanlah kata-kata yang dikenal oleh masing-masing pihak.
• Usahakanlah agar perhatian fihak yang menerima intruksi tetap ada.
• Perhatikanlah hubungan-hubungan.
• Gunakanlah contoh-contoh dan alat-alat visual.
• Praktekanlah penangguhan reaksi.

2. Cara mengatasi penyimpangan social yang efisien :
a. Sanksi yang tegas
Apa itu sanksi? Sanksi yaitu persetujuan atau penolakan terhadap perilaku tertentu. Persetujuan adalah sanksi positif, sedangkan penolakan adalah sanksi negatif yang mencakup pemulihan keadaan, pemenuhan keadaan dan hukuman. Sanksi diperlukan untuk menjamin tercapainya tujuan dan dipatuhinya norma-norma. Pada pelaku penyimpangan sudah selayaknya mendapatkan sanksi yang tegas, yang berupa hukuman yang tegas sesuai dengan undang-undang yang berlaku demi pemulihan keadaan masyarakat untuk tertib dan teratur kembali.


b. Penyuluhan-penyuluhan
Melalui jalur penyuluhan, penataran ataupun diskusi-diskusi dapat disampaikan kepada masyarakat penyadaran kembali pelaksanaan nilai, yang berlaku yang telah dilanggarnya, harus melalui penyuluhan secara terus-menerus dan berkesinambungan. Terlebih-lebih pada pelaku tindak kejahatan/kriminal. Peran lembaga-lembaga agama, kepolisian, pengadilan, Lembaga Permasyarakatan (LP) sangat diharapkan untuk mengadakan penyuluhan-penyuluhan tersebut.

3. system penyusunan papers menurut abjad
Penyusunan papers berdasarkan abjad ini masih dibagi lagi menjadi beberapa bagian misalnya berdasarkan :
a. Nama orang, nama pendaftar, nama mahasiswa dan sebagainya.
b. Masalah yang akan dibahas, topik yang dibicarakan.
Untuk mempermudah penempatan dan penemuan kembali papers – papers yang bersangkutan maka sebaiknya dalam tempat penyimpanan papers pada awal nama diselipkan huruf abjad yang sesuai dengan nama depan atau huruf depannya misalnya untu setiap pengatian nama atau topik ditulis kedalam lembaran yang menonjol sehingga mudah dlama mencari topik atau nama yang lainya. system penyusunan papers menurut subyek Penyusunan papers menurut subyek ini merupakan modifikasi dari penyusunan papers menurut abjad.

4. Tata kerja : merupakan cara pekerjaan dengan benar dan berhasil guna atau bias mencapai tingkat efisien yang maksimal.
Prosedur : merupakan tahapan dalam tata kerja yang harus dilalui suatu pekerjaan baik mengenai dari mana asalnya dan mau menuju mana, kapan pekerjaan tersebut harus diselesaikan maupun alat apa yang harus digunakan agar pekerjaan tersebut dapat diselesaikan.
Sistem : merupakan susunan antara tata kerja dengan prosedur yang menjadi satu sehingga membentuk suatu pola tertentu dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.